Green Computing atau Green IT sebenarnya bukanlah sebuah isu baru. Namun, kini makin marak dibicarakan. B. Setyo Ryanto
HIMBAUAN PEMERINTAH melalui perusahaan listrik negaranya untuk menghemat penggunaan daya listrik, sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia. Jauh sebelum “krisis energi” yang dialami, hingga sempat menyebabkan pemadaman secara bergilir, beberapa negara juga sudah menerapkan hal yang sama.
Namun di balik itu semua, setidaknya hal ini membuat pengguna listrik, tidak terkecuali kalangan TI, juga sebaiknya mulai memikirkannya. Ini berlaku baik untuk ka-langan industri, hingga kalangan personal sebagai pengguna PC.
Green IT
Beberapa mengenalnya dengan sebutan Green Computing. Intinya adalah mencoba menerapkan penggunaan sumber daya dengan lebih efisien. Fokus efisiensi disini adalah pada minimalisasi penggunaan material yang berbahaya bagi lingkungan (hazardous material) pada proses manufacturing yang akan menyulitkan proses recycling di kemudian hari. Fokus berikutnya pada energy efficiency untuk produk itu sendiri selama digunakan/beroperasi.
Key Drive Green IT
Green IT menjadi isu hangat yang dirasakan secara global. Setidaknya hal ini sudah mendorong pihak TI samapai ke sistem integrator untuk memilih produk yang sudah mendukung Green IT. Ini tentunya akan menjadi nilai tersendiri dari sisi marketing. Hal ini juga membuka mata, bahkan ke tingkatan end-user, tentang pentingnya untuk memilih produk yang sudah mendukung Green IT.
Namun tidak dapat dipungkiri, ketertarikan pengguna untuk mengadopsi Green IT lebih dikarenakan keuntungan dari sisi ekonomis. Salah satu yang diusung Green IT adalah efisiensi penggunaan catuan daya, memungkinkannya untuk menekan operational cost.
Virtualization
Computer virtualization adalah proses yang memungkinkan menjalankan dua atau lebih logical computer system pada cukup sebuah physical hardware system. Untuk system dengan architecture x86, vitualization mulai marak diperkenalkan pada dekade tahun 1990-an.
Dengan virtualization, pengguna seperti system administrator dapat dengan lebih praktis menggabungkan beberapa physical system menjadi virtual machine pada logical system, dan tergabung pada sebuah powerful system. Virtualization ini dapat menghemat kebutuhan jumlah fisik hardware dan tentunya konsumsi daya yang digunakan. Dukungan untuk teknologi ini juga menjadi salah satu fi tur andalan yang ditawarkan produsen processor x86, baik AMD maupun Intel.
Power Management
Sebuah standardisasi yang disebut sebagai Advanced Confi guration and Power Interface (ACPI) membuat standar programming interface yang memungkinkan operating system untuk mengendalikan secara langsung power saving pada masing-masing komponen hardware. ACPI memungkinkan operating system secara otomatis untuk mengendalikan dan mematikan komponen tertentu yang tidak digunakan.
Beberapa processor terkini juga memungkinkan secara aktif mengubah clock speed juga voltage yang dibutuhkan, menyesuaikan dengan load pada system. Pada AMD disebut dengan Cool’n’Quiet, sedangkang Intel menyebutnya Speed-Step. Beberapa processor lain juga me-miliki fitur serupa, processor VIA memiliki LongHaul, dan processor Transmeta dengan LongRun.
Perkembangan Hardware
Gerakan Green IT juga menjadi salah satu parameter yang digunakan produsen dalam mengembangkan produknya. Berikut beberapa contohnya.
Peralihan penggunaan solid state drive menggantikan harddisk sebagai solusi storage. Penyimpanan data pada flash memory seperti pada solid state disk mengurangi konsumsi daya untuk memutar data platterdengan motor spindle pada harddisk.
LCD monitor juga mengalami perkembangan yang juga menuju pengembangan dukungan gerakan Green IT. Kebanyakan LCD monitor terdahulu masih menggu-nakan sumber cahaya florescent, sebagai backlit. Sedangkan, LCD display terbaru menggantikannya dengan menerapkan penggunaan light-emitting diodes (LED) dalam susunan array. Ini tentunya akan mengurangi konsumsi daya dibandingkan dengan teknologi yang digunakan LCD monitor terdahulu.
Perkembangan pada produk power supply unit (PSU) juga mendukung hal ini. Kebanyakan PSU terdahulu hanya memiliki tingkat efisiensi tidak lebih dari 70%. Namun, sekarang hal ini jauh membaik. Beberapa merek PSU ternama berlomba-lomba untuk menghadirkan PSU dengan tingkat efisiensi yang lebih baik. Sebuah setifikasi 80 PLUS adalah sertifi kasi yang diberikan kepada produk PSU dengan efisiensi di atas 80%. Sertifi kasi Energy Star 4.0, yang diperuntukkan untuk sebuah PC desktop, juga mensyaratkan penggunaan PSU dengan tingkat efisiensi di atas 80%.
Kompetisi Green IT
Hal ini juga membuat beberapa produsen memandang perlu menjadikannya sebuah parameter andalan. Menjadikannya sebuah ajang baru dalam persaingan secara bisnis, untuk produk-produknya. Di antara lain hal ini juga dirasakan penting oleh dua produsen besar, yang juga sudah memiliki nama besar dalam dunia IT component.
GIGABYTE DES
Oleh Gigabyte, disebut sebagai Dynamic Energy Saver, atau singkatnya DES. Secara teknis pada design, Gigabyte mengaplikasikan sebuah IC terintegrasi yang bertugas dan memungkinkan untuk mematikan regulator pada saat sistem beraksi secara on the fly. IC tersebut bekerja dengan memonitor load system.
Jika load system ada dalam batasan idle, ia akan mematikan power regulator yang tidak digunakan. Dan sebaliknya saat load dari system bertambah, IC tersebut kembali mengaktifkan mulai dari menyesuaikan power phase sesuai voltage yang dibutuhkan, hingga keseluruhan PWM yang tersedia untuk memasok voltage yang dibutuhkan. Pengguna juga memungkinkan untuk memonitor hal ini melalui aplikasi interface yang disertakan. Ataupun pada beberapa model produk yang mendukung DES ini, juga menggunakan indicator LED yang terpasang pada motherboard. LED indicator sesuai jumlah power phase yang tersedia ini akan menyala, menginformasikan jumlah power phase yang aktif, secara realtime.
Belakangan produsen yang satu ini menyatakan bahwa DES akan digunakan pada segmentasi produk yang lebih luas Tidak hanya lagi dikhusukan untuk segmentasi produk high-end seperti yang selama ini dilakukan. DES akan diimplementasikan juga pada produk motherboard mid-range mendatang dari produsen yang satu ini.
ASUS EPU
ASUS juga memiliki fitur serupa. Dengan tujuan melakukan power saving, disebut sebagai Energy Processing Unit (EPU). Untuk sementara, ASUS baru menyertakan EPU pada produk high-end terbarunya.
Cara kerjanya mirip dengan pesaingnya. Dengan menonaktifkan power phase yang tidak dibutuhkan saat sistem sedang dalam posisi idle.
Perlu Diperhatikan
Sebagian menjanjikan penurunan konsumsi daya yang cukup signifi kan. Tentunya, bagi kami dan sebagian besar pembaca setia, lebih tertarik dengan bagaimana dalam implementasi di penggunaan sehari-hari. Komponen apa saja yang diperlukan dan syarat-syarat lain agar penghematan itu bisa benar-benar dirasakan.
Ada banyak lagi parameter dan variable yang perlu diperhatikan untuk mewujud- kannya. Tentunya menarik untuk membahas lebih detail masing-masing parameter dan variable tersebut. Dan tentunya di kesempatan mendatang kami akan membahasnya lebih mendetail, dengan disertai pembuktian yang lebih aktual. Tunggu pembahasan selengkapnya!