JAKARTA - Kediktatoran China membuat gemas para hacker. Sekelompok hacker asal Jerman meluncurkan sebuah perangkat untuk membantu para jurnalis yang meliput Olimpiade agar bisa mengakses situs-situs yang diblokir pemerintah China.
Adalah The Chaos Computer Club (CCC), sebuah organisasi hacker yang mengembangkan perangkat bernama the Freedom Stick. Perangkat berformat USB memory stick ini sudah dipersenjatai dengan teknologi khusus sehingga memungkinkan pengguna mengakses situs-situs yang diblokir.
Alat ini bekerja dengan cara menyamarkan alamat situs yang akan diakses begitu juga lokasi fisik mereka. Kinerja Freedom Stick ini bergantung dari jaringan komputer untuk selanjutnya diteruskan secara anonim ke pihak yang mengakses.
Kinerja Freedom Stick juga merupakan bagian dari proyek Tor, sebuah perangkat lunak yang mengawasi trafik internet dan memonitor koneksi internet dengan ketat untuk mengetahui situs apa saja yang dikunjungi.
Namun saat Olimpiade berlangsung, alat yang menjadi angin segar bagi jurnalis ini ditarik mundur pengedarannya karena berpotensi melanggar hukum di China.
"Sensor-menyensor di Cina sebenarnya merupakan gejala paranoid untuk mengawasi segalanya yang sudah bertahun-tahun didukung oleh perusahaan Barat," papar salah seorang anggota dari CCC Bj�rn Pahls yang dikutip dari Telegraph, Selasa (9/9/2008).
"Sejak itulah kami gigih menentang segala bentuk penyensoran yang makin lama makin menjadi hal umum di banyak negara," tambahnya.
Tampaknya kebebasan belum bisa didapat sepenuhnya dari alat ini. Berdasarkan himbauan dari para ahli keamanan, Freedom Stick belum sepenuhnya menjamin kemudahan untuk menembus berbagai peraturan sensor yang ditetapkan pemerintah China.
"Bila pemerintah China menemukan jaringan Tor yang menghubungkan pengaksesan ke situs terlarang, atau terungkap siapa server yang menyediakan layanan bebas sensor, pemerintah China bisa memblokir semua pihak yang terkait tersebut," terang chief research officer with security research centre dari SANs Insitute Johannes Ullrich.
Sebagai informasi, saking ketatnya Cina membatasi akses internet, negara panda itu mendapat julukan "Great Firewall of China". Situs-situs yang memuat hal-hal sensitif yang berkaitan dengan Cina seperti Tiannanmen Square, Falun Gong, serta organisasi-organisasi illegal, benar-benar terlarang untuk diakses. Penyelenggaraan pesta olahraga Olimpiade Agustus lalu membuka mata warga dunia betapa parahnya pengawasan pemerintah Cina di dunia maya. Bahkan selama Olimpiade berlangsung, para jurnalis hanya bisa mengakses situs-situs dari negara Barat.
OkeZONE